Sejarah Perang Mu’tah – 3.000 Pasukan Muslim Melawan 200.000 Pasukan Romawi

Pada sekitar abad ke-7 hingga ke-11, terjadi beberapa seri perang yang melibatkan Muslim Arab dengan kerajaan Romawi Timur atau yang disebut juga dengan kerajaan Byzantine. Peperangan besar ini terjadi ketika ekspedisi Muslim yang ada di bawah pimpinan Rashidun dan kekhalifahan Umayyad baru saja dimulai pada awal abad ke-7, dan dilanjutkan oleh penerusnya hingga pertengahan abad ke-11. Salah satu perang ini merupakan perang besar yang dikenal dengan nama
perang Mu’tah. Sejarah perang Mu’tah – 3.000 pasukan Muslim melawan 200.000 pasukan Romawi sendiri dimulai pada tahun 8 Hijriah (sekitar tahun 629 Masehi) di sebuah desa di Mu’tah, bagian timur dari sungai Jordan dan Karak.
Sejarah Perang Mu’tah – 3.000 Pasukan Muslim Melawan 200.000 Pasukan Romawi


Linimasa Perang Mu’tah
Sejarah perang Mu’tah – 3.000 pasukan Muslim melawan 200.000 pasukan Romawi tidak akan dimulai tanpa sebelumnya ada sesuatu yang lebih besar, yaitu perselisihan antara pihak Byzantine dengan Muslim. Hal ini disebabkan oleh ledakan penduduk Arab dari Arab Peninsula pada tahun 630-an yang menyebabkan hilangnya sebagian besar area jajahan Byzantine di bagian selatan yaitu Syria dan Mesir yang berhasil direbut umat Muslim. Dalam rentang waktu 50 tahun, pasukan Muslim yang ada di bawah kekhalifan Umayyad yang agresif tak henti meluncurkan serangan berulang ke area Asia Minor yang saat itu menjadi daerah kekuasaan kerajaan Byzantine. Selain serangan, dua kali ancaman untuk penundukkan Konstantinopel juga dilayangkan.
Latar belakang perang Mu’tah sendiri terjadi ketika perjanjian Hudaybiyyah mengatur gencatan senjata antara kaum Quraish dan tentara yang mengatur kekuatan di Mekah. Badhan, pemerintah Sassani dari Yemen sudah mulai masuk Islam, begitu juga kaum-kaum yang ada di Arab Selatan, meningkatkan kekuatan militer di Madinah. Karena hal ini, Muhammad menjadi sedikit lebih bebas dan bisa fokus terhadap suku Arab yang ada di utara, yaitu Bilad al-Sham. Salah satu sejarawan Islam menyatakan bahwa pergerakan militer ke utara adalah karena perlakuan yang buruk pihak utara kepada utusan yang dikirim Muhammad, dimana utusan tersebut dibunuh. Yang menyebabkan kerajaan Byzantine ikut campur adalah karena kaum Bani Sulaym dan Dhat al Taih merupakan kaum yang ada dalam perlindungan Byzantine.
Sejarah perang Mu’tah – 3.000 pasukan Muslim melawan 200.000 pasukan Romawi dimulai ketika pada awal tahun 8 Hijriah (sekitar tahun 629 Masehi), Muhammad menggerakkan pasukannya menuju area Jumada al-Awwal untuk ekspedisi singkat dengan tujuan menyerang dan menghukum kaum yang membunuh utusannya. Pemimpin pasukan ini ialah Zayd ibnu Haritha, dengan Jafar ibnu Abi Talib dan Abdullah ibnu Rawahah tepat di bawahnya. Pemimpin Ghassanid dipercaya telah mengetahui tentang serangan yang direncanakan oleh Muhammad ini, sehingga ia mulai menyiapkan pasukannya dan meminta bantuan dari Byzantine. Ada dua versi tentang siapa yang memimpin pasukan besar dari Romawi ini, dimana salah satu versi mengatakan bahwa pemimpinnya adalah Heraclius langsung, dan versi lain adalah adik dari Heraclius, yaitu Theodorus.
Ketika pasukan Muslim tiba di area timur Jordan dan mengetahui ukuran tentara yang dibawa oleh pasukan Byzantine, mereka menjadi takut. Mayoritas dari mereka ingin menunggu sebentar dan menunggu bantuan dari Madinah datang, tapi kemudian Abdullah ibnu Rawahah mengingatkan mereka tentang keinginan jihad, dan mempertanyakan apakah baik jika mereka menunggu sedangkan apa yang mereka inginkan ada di depan mereka. Mendengar pernyataan dari Abdullah tersebut, hati para pasukan tergerak, dan segala keraguan yang menghantui mereka beberapa saat lalu mendadak hilang sehingga mereka berani untuk terus maju ke medan perang melawan pasukan yang jumlahnya hampir 67 kali jumlah mereka sendiri.
Pertikaian pertama antara pihak Muslim dan Byzantine yang membuka sejarah perang Mu’tah – 3.000 pasukan Muslim melawan 200.000 pasukan Romawi – terjadi di kamp mereka sendiri, di desa Musharif dimana mereka kemudian mundur ke Mu’tah. Baru di Mu’tah lah perang besar terjadi. Beberapa sumber Muslim mengatakan bahwa perang yang terjadi ini mengambil tempat di antara dua lembah dengan tinggi yang berbeda, dimana hal itu menetralkan superioritas jumlah yang dimiliki tentara Byzantine. Dalam perang ini, ketiga pemimpin pasukan Muslim tumbang satu persatu dimulai dari Zayd ibnu Haritha yang disusul oleh Jafar ibn Abi Talib dan Abdullah ibnu Rawahah setelahnya. Al-Bukhari melaporkan bahwa di bagian depan tubuh Jafar terdapat 50 luka tusuk. Melihat semangat tentara Muslim yang mulai menciut, Thabit ibnu Al-Arqam mengambil alih komando dan menyelamatkan pasukannya dari kehancuran total. Setelah perang selesai, para pasukan meminta Thabit menjadi pemimpin mereka yang ia tolak, dimana ia kemudian meminta Khalid ibnu al-Walid untuk memimpin.
Ketika perang, Khalid dilaporkan menggunakan 9 pedang yang seluruhnya rusak karena peperangan lanjutan yang terjadi sangatlah intens. Pada akhirnya, Khalid melihat bahwa situasi mereka sangat terdesak dan mulai bersiap untuk mundur. Ia terus mengonfrontasi Byzantine dalam pertikaian kecil, tapi menghindari pertikaian besar. Suatu malam, Khalid mengganti posisi pasukannya dan membawa rearguard yang telah dipasangkan bendera baru. Hal ini untuk membuat impresi bahwa ada pasukan tambahan yang dikirim dari Madinah. Khalid juga memerintahkan kepada para kavaleri untuk mundur ke belakang bukit pada malam hari agar gerakan mereka tidak diketahui oleh pihak Byzantine, dan kembali pada siang hari sambil menaikkan jumlah debu yang bisa mereka kumpulkan sebanyak mungkin. Hal ini menjadi bagian penutup sejarah perang Mu’tah – 3.000 pasukan Muslim melawan 200.000 pasukan Romawi – dimana pihak Byzantine percaya akan adanya pasukan yang menolong dari Madinah, dan memutuskan untuk mundur.

Kuda Bisa Tidur Sambil Berdiri

Dunkelfuchsstute-Ciara16.jpg

Kuda - Hewan ini telah lama merupakan salah satu hewan peliharaan yang penting secara ekonomis dan historis, dan telah memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun. Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk
menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda, atau bajak. Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan sebagai sumber makanan.  

Dari apa yang kita ketahui diatas, ada sebuah fakta unik tentang hewan yang satu ini. Ternyata kuda dapat tidur sambil berdiri. Selama ini kita tidur dengan cara merebahkan tubuh diatas tempat tidur. Namun kuda dapat tidur sambil berdiri tanpa perlu takut akan terhuyung-huyung lalu jatuh. Kok bisa?

g02742art02

Rahasianya ada pada tulang kakinya. Ternyata kuda memiliki mekanisme “kunci” pada persendian kaki nya. Artinya saat “tidur berdiri” otot-otot kuda dalam keadaan rileks, dan tubuhnya di “sokong” oleh kaki yang “terkunci” tadi.

Kota Medan

Dari kiri atas searah jarum jam: Istana Maimun, Tugu Tuan Guru Patimpus, Balai Kota Lama, kawasan Masjid Raya Al Mashun, Tugu SIB.

Negara Indonesia
Hari jadi1 Juli 1590
Pemerintahan
 • Wali kotaRandiman Tarigan (Pejabat Walikota)
Area
 • Total265,10 km2 (10,240 mil²)
Populasi (2012)
 • Total3.418.645 jiwa
 • Kepadatan8.008/km2 (20,740/sq mi)
Demografi
 • Suku bangsaMelayuBatakJawa,TionghoaAcehMandailing,MinangkabauTamil
 • AgamaIslam (68,83%), Protestan(20,27%), Buddha (8,79%),Katolik (2,79%), Hindu (0,44%), lainnya (0,85%)
 • BahasaIndonesiaMelayuBatak,JawaHokkienMinangkabau,AcehMandailingTamil
Zona waktuWIB
Kode telepon+62 61
Kecamatan21
Flora resmiTembakau Deli
Fauna resmiBiawak
Situs webwww.pemkomedan.go.id




Kota Medan (Melayu Jawi: ميدان) adalah ibu kota provinsi Sumatera UtaraIndonesia. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisataBrastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata penangkaran orangutan di Bukit Lawang, serta kawasan Danau Toba.

Daftar Isi

  • Sejarah
  • Pemerintah
  •    Wali Kota
  • Geografi
  •    Sungai
  • Demografi
  • Kehidupan Sosial
  •    Pekerjaan
  •    Pola Pemukiman
  •    Pendidikan
  • Situs Pariwisata
  •    Bangunan Tua
  •    Hotel
  •    Tempat Ibadah
  •    Wisata Kuliner
  •  Transportasi
  •    Darat
  •    Laut
  •    Udara
  • Media Massa
  •    Radio
  •    Televisi
  • Surat Kabar
  •    Nasional
  •    Lokal
  • Pusat Perbelanjaan
  •    Plaza Dan Mall
  •     Pasar
  • Olahraga
  •    Pekan Olahraga Kota Medan
  • Konsulat Jendral
  • Kota Kembar
  • Tokoh Foto

Sejarah

Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya menjadi ibukota Karesidenan Sumatera Timur sekaligus ibukota Kesultanan Deli. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa.

Pemandangan udara kota Medan pada tahun 1920-an.

Daerah Kesawan tahun 1920-an.
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang MinangkabauMandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.
Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.



Pemerintah

Kota Medan saat ini dipimpin oleh seorang Pejabat sementara (Pj), yakni Randiman Tarigan pasca habisnya masa jabatan wali kota terakhir, Dzulmi Eldin.
Wilayah Kota Medan dibagi menjadi 21-kecamatan dan 151-kelurahan:
  • Medan Tuntungan
  • Medan Johor
  • Medan Amplas
  • Medan Denai
  • Medan Area
  • Medan Kota
  • Medan Maimun
  • Medan Polonia
  • Medan Baru
  • Medan Selayang
  • Medan Sunggal
  • Medan Helvetia
  • Medan Petisah
  • Medan Barat
  • Medan Timur
  • Medan Perjuangan
  • Medan Tembung
  • Medan Deli
  • Medan Labuhan
  • Medan Marelan
  • Medan Belawan


Wali Kota
Berikut adalah nama-nama Wali Kota Medan dari tahun 1918


Wali Kota Medan
Medan coa.png
Badge Wali Kota Medan
Dzulmi-eldin-21stmayor-of-medan.jpg
Petahana
Dzulmi Eldin

Sejak 18 Juni 2014
Menjabat selama5 tahun
Pemegang pertamaDaniël Mackay
Dibentuk1918

NoFotoNamaMulai jabatanAkhir jabatanKeterangan
Zaman Penjajahan Belanda
1COLLECTIE TROPENMUSEUM Toespraak van burgemeester Mackay ter ere van de aankomst op Medan van de eerste commerciële vlucht Holland-Batavia TMnr 60046355(cropped).jpgDaniël Mackay19181931
2J.M. Wesselink19311935
3G. Pitlo19351938
4Carl Erich Eberhard Kuntze19381942
Zaman Penjajahan Jepang
5Shinichi Hayasaki (早崎 真)19421945
Zaman Kemerdekaan
6Luat Siregar.jpgLuat Siregar3 Oktober 194510 November 1945
7Wali Kota Medan M Yusuf.jpgM. Yusuf10 November 1945Agustus 1947
8Wali Kota Medan Djaidin Purba.jpgDjaidin Purba1 November 194712 Juli 1952
9Wali Kota Medan A. M. Jalaludin.jpgA.M. Jalaludin12 Juli 19521 Desember 1954
10Wali Kota Medan Muda Siregar.jpgHadji Muda Siregar6 Desember 195414 Juni 1958
11Madja Purba3 Juli 195828 Februari 1961
12Basyrah Lubis28 Februari 196130 Oktober 1964
13P.R. Telaumbanua10 Oktober 196428 Februari 1965
14Aminurrasyid28 Agustus 196526 September 1966
15Sjoerkani26 September 19663 Juli 1974
16Wali Kota Medan A.M. Saleh Arifin.jpgA.M. Saleh Arifin3 Juli 197431 Maret 1980
17Wali Kota Medan Agus Salim Rangkuti.jpgH. Agus Salim Rangkuti1 April 198031 Maret 1985
1 April 198531 Maret 1990
18Wali Kota Medan Bachtiar Djafar.jpgBachtiar Djafar1 April 199031 Maret 1995
1 April 199531 Maret 2000
19Img pjb 05A.gifAbdillah1 April 200031 Maret 2005
1 April 200520 Agustus 2008
Afifuddin-mayorofmedan-incharge.jpgAfifuddin Lubis20 Agustus 200822 Juli 2009Pejabat sementara
Rahudman-harahap-20th-mayor-of-medan.jpgRahudman Harahap23 Juli 200916 Februari 2010Pejabat sementara
Syamsul Arifin.jpgSyamsul Arifin16 Februari 201025 Juli 2010Pejabat sementara, merangkap jabatan utamanya sebagai Gubernur Sumatera Utara
20Rahudman-harahap-20th-mayor-of-medan.jpgRahudman Harahap26 Juli 201014 Mei 2013
Dzulmi-eldin-21stmayor-of-medan.jpgDzulmi Eldin15 Mei 20132014Pelaksana tugas Wali Kota, menggantikan Rahudman Harahap yang diberhentikan
2120142015
22Randiman-tarigan.jpgRandiman Tarigan[2]5 Oktober 2015Pj Walikota, menggantikan Dzulmi Eldin

Geografi

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:
UtaraSelat Malaka
SelatanKabupaten Deli Serdang
BaratKabupaten Deli Serdang
TimurKabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Sungai

Sedikitnya ada sembilan sungai yang melintasi kota ini:
  • Sungai Belawan
  • Sungai Badera
  • Sungai Sikambing
  • Sungai Putih
  • Sungai Babura
  • Sungai Deli
  • Sungai Sulang-Saling
  • Sungai Kera
  • Sungai Tuntungan
Selain itu, untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan Kanal Timur.

Demografi

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter.
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa.Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan. Bersama kawasan metropolitannya (Kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang) penduduk Medan mencapai 4.144.583 jiwa. Dengan demikian Medan merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar di Sumatera dan keempat di Indonesia.
Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.
Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan, dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah sebesar 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.
Kota Medan memiliki beragam etnis dengan mayoritas penduduk beretnis JawaBatak, dan Tionghoa. Adapun etnis aslinya adalah MinangkabauIndia, dan Melayu serta etnis lain-lain.
Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjidgereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagaiKampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.
Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni oleh 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang keturunan Eropa, 35.009 orang Indonesia, 8.269 keturunan Tionghoa, dan 139 berasal dari ras Timur lainnya.
Perbandingan etnis di Kota Medan pada tahun 1930, 1980, dan 2000
EtnisTahun 1930Tahun 1980Tahun 2000
Jawa24,89%29,41%27,03%
Batak2,93%14,11%19,69%
Tionghoa35,63%14,80%17,65%
Mandailing6,12%7,90%8,36%
Minangkabau7,29%7,02%7,57%
Melayu7,06%6,22%6,18%
Lain-lain14,31%9,43%8,42%
*Catatan: Data BPS Sumut tidak menyenaraikan "Batak" sebagai suku bangsa, total Simalungun (0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak (0,34%), dan Nias (0,69%) adalah 20,93%
Angka Harapan Hidup penduduk kota Medan pada tahun 2007 adalah 71,4 tahun, sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah 148.100 jiwa.

Kehidupan Sosial

Pekerjaan

Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatera dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orangMelayu dan Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Minangkabau.

Komposisi Etnis Berdasarkan Okupasi Profesional
EtnisPengacaraDokterNotarisWartawan
Aceh2,6%3,9%--3,7%
Batak13,2%15,9%18,5%8,5%
Jawa5,3%15,9%11,1%10,4%
Mandailing23,6%14,1%14,8%18,3%
Minangkabau36,8%20,6%29,7%37,7%
Melayu5,3%5,9%3,7%17,7%
Sunda----3,7%10,4%
Tionghoa--14,7%7,4%1,2%

Pola Pemukiman

Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota, banyak yang tinggal di pinggiran kota. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan, 75% dari mereka tinggal di sekitar pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati.

Pendidikan

Pendidikan formal | SD negeri dan swasta | SMP negeri dan swasta | SMA negeri dan swasta | Perguruan tinggi    |
Jumlah satuan        |                827              |                 337                 |               288                   |                       72                |


Situs Pariwisata

Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air Tirtanadi(yang merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung - sebuah jembatan di atas rel kereta api, Kantor Pos, Bank Indonesia, Gedung London Sumatera dan Bangunan tua di daerah Kesawan.
Selain itu, masih ada beberapa bangunan bersejarah, antara lain Istana MaimunMasjid Raya Medan, Masjid Raya Al Osmani dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani (Kesawan).
Daerah Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT London Sumatra, dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di PenangMalaysia danSingapura. Ruko-ruko ini, kini telah disulap menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya. Saat ini Pemerintah Kota merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini.

Bangunan Tua


  • Kantor Balai Kota Lama
  • Kantor Pos Medan
  • Stasiun Kereta Api Medan
  • Menara Bakaran Batu
  • Istana Maimun
  • Menara Air Tirtanadi
  • Rumah Tjong A Fie
  • PT PP London Sumatera
  • Vihara Gunung Timur
  • Vihara Setia Budi / Kwan Te Bio
  • Kuil Shri Mariamman
  • Masjid Al Osmani
  • Majid Raya Al Mashun
  • Gereja Immanuel
  • Hotel Inna Dharma Deli
  • Bank Indonesia
  • Gedung B.K.S. P.P.S.
  • Gedung Asuransi Jiwasraya
  • Kolam Sri Deli
  • Pekong Lima Medan Labuhan
  • Stasiun Labuan
  • Bank Mandiri Cabang Kesawan
  • Restoran Tip Top
  • Gedung Warenhuis/Gedung AMPI
  • Titi Gantung
  • RS. Tembakau Deli
  • RS. dr. Pirngadi
  • RS. Santa Elisabeth
  • Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
  • Masjid Lama Gg. Bengkok

Hotel


  • Grand Angkasa International Hotel
  • Danau Toba International Hotel
  • JW Marriott
  • Grand Aston City Hall
  • Grand Swissbell Hotel
  • The Aryaduta Hotel
  • Hotel Citi International
  • Santika Premiere Dyandra Hotel
  • Inna Dharma Deli Hotel
  • Hotel Deli River
  • Garuda Plaza Hotel
  • Alpha Inn
  • Grand Delta Hotel
  • Hotel Grand Antares Indonesia
  • Asean International Hotel
  • Novotel Soechi International Hotel
  • Hotel Tiara Medan
  • Hotel Haji Amir, Jl Letda Sujono
  • Hotel Candi
  • Borobudur Asri Hotel
  • Garuda Plaza Hotel
  • Semarak International Hotel
  • Hotel Medan Ville

Tempat Ibadah


  • Masjid Al Osmani Medan Labuhan
  • Majid Raya Al Mashun
  • Mesjid Agung Medan
  • Masjid Lama Gg. Bengkok
  • Mesjid Amaliyah Panglima Denai Amplas
  • Masjid Al-Musabbihin TASBI Blok C
  • Masjid Al-Huda, Jl Perjuangan Tj. Rejo
  • Masjid Nurul Hidayah, Jl. Young Panah Hijau Ling. IV, Labuhan Deli, Medan Marelan
  • Mesjid Al Amin
  • Masjid Nurul Iman Komplek MTsN 3 Medan Perumnas Helvetia
  • Masjid Al Abrar TitiPapan
  • Masjid Jami' Al Hidayah Paya Pasir Marelan
  • Masjid Al Ikhlas Simp. Kantor
  • Masjid Taqwa Muhammadiyah Jl. Mustafa Medan
  • Masjid Baitul Amal Martubung
  • Masjid Al Iman Marelan Pasar II
  • Masjid Jami' Al Qanitin Sei Sikambing
  • Gereja HKBP
  • Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI)
  • Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB)
  • Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII)
  • Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB)
  • Gereja Mawar Sharon
  • Graha Bunda Maria Annai Velangkanni
  • Katedral Roma Katholik
  • Kuil Shri Mariamman
  • Maha Vihara Maitreya, Cemara Asri
  • Vihara Sakyamuni, Indonesia Theravada Buddhist Centre (ITBC), Cemara Asri
  • Vihara Mahasampatti
  • Vihara Borobudur
  • Vihara Dharma Wijaya
  • Vihara Metta Jaya
  • Vihara Dharma Shanti
  • Wihara Mahavira Graha - Maha Karuna Buddhist Centre (MKBC)
  • Kelenteng Vihara Gunung Timur
  • Vihara Setia Budi / Kwan Te Bio
  • Cetiya Atmavichara

Wisata Kuliner


  • Merdeka Walk, pusat jajanan 24 jam yang terletak di Lapangan Merdeka Medan dan tepat berada di seberang Balai Kota Lama Medan.
  • Ramadhan Fair, khusus dibuka pada saat bulan Ramadhan terletak bersebelahan dengan Masjid Raya Medan.
  • Kuliner Pagaruyung, masakan India dan Indonesia di daerah "Kampung Keling" ("Kampung Madras").
  • Asia Mega Mas Food Court Centre 唐 人 街, Terletak di Kompleks Asia Mega Mas Medan.
  • Pasar Merah Square, terletak di Jalan H.M. Jhoni, berdekatan dengan Kampus ITM dan UMSU.
  • Amaliun Food Court, terletak di Jalan Amaliun, dekat dengan Yuki Simpang Raya.
  • Jalan Dr. Mansyur (Kampus USU), pilihan berbagai cafe yang menawarkan beragam hidangan.
  • Jalan Semarang, masakan Tionghoa pada malam hari.
  • Restoran Tip Top, Restoran yang dibangun pada zaman kolonial Belanda, terletak di Kesawan.
  • Imlek Fair, khusus diadakan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek setahun sekali.

Transportasi

Darat

Terminal yang melayani warga Medan:
  • Terminal Sambu
  • Terminal Pinang Baris
  • Terminal Amplas
Keunikan Medan terletak pada becak bermotornya (becak mesin/ becak motor) yang dapat ditemukan hampir di seluruh Medan. Berbeda dengan becak biasa (becak dayung), becak motor dapat membawa penumpangnya kemana pun di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia angkutan umum berbentuk minibus (angkot/oplet) dan taksi. Pengemudi becak berada di samping becak, bukan di belakang becak seperti halnya di Jawa, yang memudahkan becak Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku dan memungkinkan untuk diproduksi dengan harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit modifikasi saja agar sepeda atausepeda motor biasa dapat digunakan sebagai penggerak becak. Desain ini mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang Jerman di Perang Dunia II.
Sebutan paling khas untuk angkutan umum adalah Sudako. Sudako pada awalnya menggunakan minibus Daihatsu S38 dengan mesin 2 tak kapasitas 500cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up. Pada bagian belakangnya diletakkan dua buah kursi panjang sehingga penumpang duduk saling berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan penumpang di depannya.
Trayek pertama kali sudako adalah "Lin 01", (Lin sama dengan trayek) yang menghubungkan antara daerah Pasar Merah (Jl. HM. Joni), Jl. Amaliun dan terminal Sambu, yang merupakan terminal pusat pertama angkutan penumpang ukuran kecil dan sedang. Saat ini "Daihatsu S38 500 cc" sudah tidak digunakan lagi karena faktor usia, dan berganti dengan mobil-mobil baru seperti Toyota Kijang, Isuzu Panther, Daihatsu Zebra, dan Daihatsu Espass.
Selain itu, masih ada lagi angkutan lainnya yaitu bemo, yang berasal dari India. Beroda tiga dan cukup kuat menanjak dengan membawa 11 penumpang. Bemo kemudian digantikan oleh bajaj yang juga berasal dari India, yang di Medan dikenal dengan nama "toyoko".
Kereta api menghubungkan Medan dengan Tanjungpura di sebelah barat laut, Belawan di sebelah utara, dan Binjai-Tebing Tinggi-Pematang Siantar dan Tebing Tinggi-KisaranTanjungbalai-Rantau Prapat di tenggara. Jalan Tol Belmera menghubungkan Medan dengan Belawan dan Tanjung Morawa. Jalan tol Medan-Tebing Tinggi, Medan-Kuala Namu dan Medan-Binjai juga sedang direncanakan pembangunannya.

Laut


Pelabuhan Belawan terletak di bagian utara kota. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan Indonesia tersibuk di luar pulau Jawa. Layanankapal feri menghubungkan Belawan dengan Penang di Malaysia.

Udara


Bandar Udara Internasional Polonia yang terletak tepat di jantung kota, dahulunya menghubungkan Medan dengan kota-kota besar lainnya di dalam dan di luar Indonesia. Sejak pada tanggal hari Kamis25 Juli 2013, operasional Polonia dihentikan dan dipindahkan keBandar Udara Internasional Kuala Namu di Kuala NamuDesa BeringinKecamatan BeringinKabupaten Deli Serdang yang menghubungkan Medan dan sekitarnya dengan kota-kota seperti BandungPalembangJakartaSurabaya serta Kuala Lumpur di Malaysia dan Singapura

Media Massa

Radio


Kota Medan juga memiliki beberapa terdiri dari 46-stasiun radio seperti:
FrekuensiSignalNamaStasiun
801-KHzAMRadio Programma-1Radio Republik Indonesia
810-KHzRadio Programma 2
830-KHzRadio Programma 3
855-KHzRadio Programma 4
900-KHzRadio BethanyBethany
1127-KHzRPDT2 Kotamadya MedanRPDT2
88.0-MHzFMRadio La FemmeRadio KISS Network
88.4-MHzRadio Swara Rakyat
88.4-MHzRadio Satya BhaktiPoldasu
88.8-MHzRadio Programma 3Radio Republik Indonesia
89.2-MHzRadio Pasopati Perkasa
89.6-MHzRadio VisiKardopa
90.4-MHzRadio Teladan
90.8-MHzRadio MixRadio KISS Network
91.6-MHzRadio UMSUUMSU
92.4-MHzRadio Programma 2Radio Republik Indonesia
92.8-MHzRadio LiteRadio KISS Network
93.2-MHzRadio Elshinta News and Talk MedanRadio Elshinta News and Talk
94.3-MHzRadio Programma 1Radio Republik Indonesia
94.7-MHzRadio Suara Medan
95.1-MHzRadio SINDO Trijaya MedanRadio SINDO Trijaya
95.5-MHzRadio Citra Buana
95.9-MHzRadio City
96.3-MHzRadio Rhodesa
96.7-MHzRadio Dangdut MedanRDI
97.1-MHzRadio Sikamoni
97.5-MHzRadio Prambors MedanRadio Prambors
98.3-MHzI-Radio MedanI-Radio
99.1-MHzRadio Moze
99.5-MHzRadio Mutiara
99.9-MHzRadio Istana
100.2-MHzRadio YaskaRadio KISS Network
101.0-MHzRadio Joy
101.4-MHzRadio Roris
101.8-MHzRadio Smart MedanRadio Smart
102.2-MHzRadio Bonsita
102.6-MHzRadio Star NewsRadio KISS Network
103.0-MHzRadio Best
103.4-MHzRadio Symphony
103.8-MHzRadio Gita
104.2-MHzRadio Maria
105.0-MHzRadio KISSRadio KISS Network
105.8-MHzRadio DeltaDelta
106.2-MHzRadio KardopaKardopa Group
106.6-MHzRadio SonyaRadio KISS Network
107.3-MHzRadio LipsISX

Telivisi


Kota Medan juga memiliki beberapa terdiri dari 17-stasiun televisi (16-siaran nasional dan 1-siaran lokal) seperti:
KanalSignalFrekuensiNamaJaringanNama PerusahaanPemilik
23487.250-MHzUHFIndosiarPT Indosiar Visual MandiriSurya Citra MediaNasional
25503.250-MHzMNCTVPT Cipta Televisi Pendidikan IndonesiaMedia Nusantara Citra
27519.250-MHzTrans TVPT Televisi Transformasi IndonesiaTrans Media
29535.250-MHzANTVPT Cakrawala Andalas TelevisiVisi Media Asia
31551.250-MHzGlobal TVPT Global Informasi BermutuMedia Nusantara Citra
33567.250-MHzRCTIPT Rajawali Citra Televisi IndonesiaMedia Nusantara Citra
35583.250-MHzSCTVPT Surya Citra TelevisiSurya Citra Media
37599.250-MHztvOnePT Lativi Media KaryaVisi Media Asia
39615.250-MHzMetro TVPT Media Televisi IndonesiaMedia Group
41631.250-MHzTrans7PT Duta Visual Nusantara Tivi TujuhTrans Media
43647.250-MHzNET.PT Net Mediatama IndonesiaNet. Media
45663.250-MHziNews TVPT Televisi Berita IndonesiaMedia Nusantara citra
47679.250-MHzTVRI NasionalTVRIPT Televisi Republik IndonesiaPemerintah Indonesia
TVRI Sumatera UtaraPemerintah Sumatera UtaraLokal
49695.250-MHzDAAI TVPT Daya Angkasa Andalas Indah TelevisiYayasan Buddha Tzu Chi IndonesiaBerjaringan
53727.250-MHzRajawali TelevisiPT Cahaya Nusantara Perkasa TelevisiRajawali CorporaNasional
59775.250-MHzKompas TVPT Gramedia Media NusantaraKompas Gramedia

Surat Kabar


Kota Medan juga memiliki beberapa terdiri dari 22-surat kabar seperti:

Nasional


  1. The Jakarta Post
  2. Koran SINDO
  3. Media Indonesia
  4. Kompas
  5. Suara Pembaruan
  6. Sinar Harapan
  7. Republika
  8. Koran Tempo
  9. Koran Jakarta
  10. Investor Daily
  11. Media Indonesia
  12. Bisnis Indonesia
  13. Kompas Gramedia

Lokal

  1. Analisa
  2. Sumut Pos
  3. Waspada
  4. Andalas
  5. Medan Bisnis
  6. Sinar Indonesia Baru
  7. Jurnal Medan
  8. Pos Metro Medan
  9. Tribun Medan

Pusat Perbelanjaan

Plaza Dan Mall


  • Deli PlazaSinar PlazaMenara Plaza, digabung menjadi satu dengan nama "Podomoro City Deli Medan".
  • Grand Palladium, terletak di Medan Petisah.
  • Plaza Medan Fair, terletak di Medan Petisah.
  • Medan Mall, terletak di Pusat Pasar.
  • Medan Plaza, satu di antara plaza tertua di Medan. Plaza ini berhasil bertahan karena tetap mempertahankan penyewa kios yang menyediakan beragam barang dan jasa yang ekonomis.
  • Millenium Plaza, pusat penjualan telepon genggam, dulu bernama "Tata Plaza" sampai dengan tahun 1999.
  • Sun Plaza, terletak di dekat Kantor Gubernur Sumatera Utara di Medan Petisah.
  • Cambridge City Square, di atasnya terdapat 4-bangunan yang berupa apartemen.
  • Thamrin Plaza, terletak di Medan Area, Medan.
  • Perisai Plaza, sejak tahun 2006 Perisai Plaza mulai tutup secara perlahan.
  • Olympia Plaza, satu di antara plaza tertua di Medan, bersebelahan dengan Medan Mall. Namun kini sudah tidak beroperasi sebagai tempat grosir pakaian, sepatu dan barang pecah belah.
  • Brastagi Mall, awalnya bernama Price Mart. Selanjutnya berganti nama menjadi The Club Store. Setelah direnovasi, plaza ini berganti nama menjadi Mall The Club Store. Dan akhirnya berganti nama menjadi Brastagi Mall.
  • Hong Kong Plaza - Novotel Soechi
  • Lotte Mart Wholesale, dulu bernama Makro.
  • Yuki Pasar Raya dan Yuki Simpang Raya
  • Yanglim Plaza
  • Prima City Plaza dikenal sebagai City Plaza adalah plaza pertama di Kota Medan, berlokasi di Jalan Surabaya dan kini telah berubah menjadi hotel.
  • Horas Plaza juga di Jalan Surabaya, termasuk sebagai plaza tua dan sudah lama tutup.
  • Juwita Mall bisa disebut sebagai mall pertama di Kota Medan, berdiri puluhan tahun sebelum Medan Mall dan bertahun-tahun sebelum City Plaza. Berlokasi di Jalan Surabaya.

Pasar


  • Pusat Pasar, salah satu pasar tradisional tua di Medan yang sudah ada sejak zaman kolonial. Menyediakan beragam kebutuhan pokok dan sayur mayur.
  • Pasar Petisah. pemerintah kota menggabungkan pasar tradisional dan pasar modern. Tak heran jika sekarang tampilannya tidak kumuh dan becek seperti pasar tradisional umumnya. Pasar Petisah menjadi acuan berbelanja yang murah dan berkualitas.
  • Pasar Beruang, terletak di Jalan Beruang.
  • Pasar Simpang Limun, salah satu pasar tradisonal yang cukup tua dan menjadi merek dagang kota Medan. Terletak di persimpangan Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Sakti Lubis. Saat ini sedang dalam tahap penataan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas akibat kesibukan pasar ini.
  • Pasar Ramai, pasar ini terletak di persimpangan Jalan Aksara & Jalan Thamrin yang bersebelahan dengan Thamrin Plaza.
  • Pasar Timah, merupakan terusan dari Pasar Besi yang lebih akrab disebut juga Pajak Besi. pasar ini menjulang sepanjang jalan Timah dari jalan Besi hingga menuju ke depan YangLim Plaza di jalan Emas, Medan.
  • Pasar Sukaramai, pasar ini terletak di Kelurahan Sukaramai, Kecamatan Medan Area.
  • Pasar Simpang Melati, pasar ini terkenal sebagai tempat perdagangan pakaian bekas dan menjadi lokasi favorit baru para pemburu pakaian bekas setelah Pasar Simalingkar dan Jl. Pancing. Pasar Simpang Melati ramai dikunjungi pada akhir pekan.
  • Pasar Ikan Lama, pasar ini tidak menjual ikan, pasar ini memasarkan tekstil yang cukup terkenal, bahkan tak jarang dijadikan sebagai obyek kunjungan wisata bagi para turis asing.
  • Pasar Pagi Tanjung Rejo, pasar ini terletak di Jalan Setia Budi
  • Pasar Marelan, Terletak di Jl. Marelan Raya Pasar V. Pasar Ini cukup ramai dan macet dan jalannya pun banyak yang rusak hingga berlubang.
  • Pasar Pagi Labuhan, letaknya strategi berada di jalan K.L. Yos Sudarso KM. 17 dan Jl. Syahbuddin Yatim (kalau jalan dari tugu sei nunang). Letaknya pun berdekatan dengan Masji Raya Al Osmani, Pekong Lima Medan Labuhan, Puskesmas Medan Labuhan, dan YASPI. Juga termasuk kota tua di labuhan.
  • Pasar Helvetia, terletak di Perumnas Helvetia dekat dengan MTs N 3 Medan
  • Pasar Sore Simpang Atap, terletak di Jl. K.L. Yos Sudarso Simpang Atap Martubung, dekat dengan pabrik Coca Cola
Ada keunikan tersendiri dalam pengucapan Pasar di kalangan masyarakat di Medan. Orang Medan biasanya menyebut Pasar dengan sebutan Pajak seperti menyebut Pajak Petisah, Pajak Ikan Lama, Pajak Besi, dll sehingga orang dari luar daerah Kota Medan kadang bingung dengan mengira merujuk kepada kantor Dinas Perpajakan. Tidak diketahui secara pasti asal usul kebiasaan pengucapan ini di Kalangan Masyarakat di Kota Medan. Ada yang beranggapan, penyebutan pajak untuk penamaan pasar, berasal dari pungutan retribusi (pajak) untuk penjual-penjual di pasar.

Olahraga


Beberapa klub olahraga yang terdapat di Medan antara lain klub sepak bola: PSMS MedanMedan JayaMedan Chiefs, Bintang PSMS Medan dan Medan United; dan klub basket: Angsapura Sania. Gelanggang olahraga yang terdapat di Medan antara lain Stadion TeladanStadion Kebun Bunga, dan GOR Angsapura. Sedangkan lapangan berolahraga adalah Lapangan Merdeka, Lapangan Persit Chandra Kirana (Jalan Gaperta), dan Lapangan Benteng.

Pekan Olahraga Kota Medan


Sejak tahun 2009, KONI Kota Medan dan pemerintah Kota Medan mengadakan Pekan Olahraga Kota (Porkot). Pembukaan dan penutupan Porkot dilaksanakan di Stadion Teladan.
Porkot 2009 dilaksanakan tanggal 11-18 Agustus 2009 mempertandingkan 30 cabang olahraga. Kecamatan Medan Helvetia menjuarai Porkot ini.
Porkot 2010 dilaksanakan tanggal 11-18 Desember 2010 mempertandingkan 32 cabang olahraga. Kecamatan Medan kota menjuarai porkot ini.
Porkot 2011 dilaksanakan tanggal 15-22 Oktober 2011 mempertandingkan 33 cabang olahraga. Kecamatan Medan Kota menjuarai Porkot ini dengan kecamatan Medan Helvetia berada di peringkat kedua dan kecamatan Medan Denai berada di peringkat ketiga.

Konsulat Jendral


Berikut adalah negara-negara yang memiliki perwakilan konsulat jenderal di Medan:
  1.  Amerika Serikat
  2.  Australia
  3.  Belanda
  4.  Belgia
  5.  Britania Raya
  6.  Brunei
  7.  Republik Rakyat Tiongkok
  8.  Denmark
  9.  India
  10.  Jepang
  11.  Jerman
  12.  Malaysia (kedutaan besar)
  13.  Norwegia
  14.  Pakistan
  15.  Rusia
  16.  Singapura (kedutaan besar)
  17.  Sri Lanka
  18.  Swedia
  19.  Thailand
  20.  Turki

Kota Kembar


NegaraKotaNegara Bagian / Daerah
 IndonesiaJakartaDaerah Khusus Ibukota Jakarta
 MalaysiaKuala LumpurWilayah Persekutuan Kuala Lumpur
 SingapuraSingapura

Tokoh


Tokoh terkenal yang lahir di Medan:
  • Peter Alma, seniman Belanda
  • Chairil Anwar, penyair Indonesia
  • Jan Gualtherus van Breda Kolff, pemain sepak bola Belanda
  • Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah, Sultan Deli IX
  • Burhanuddin Harahap, Perdana Menteri Indonesia ke-9
  • Kees Hoving, perenang Belanda
  • Cees Korvinus, politikus dan advokat Belanda
  • John Juanda, pemain poker Amerika Serikat
  • Amir SjarifuddinPerdana Menteri Indonesia ke-2
  • SoegiartoMenteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia di Kabinet Indonesia Bersatu sebelum Perombakan II
  • Babs van Wely, ilustrator Belanda
  • Ruhut Sitompul, pengacara dan politikus Indonesia
  • Joko Anwar, sutradara Indonesia

Foto


Lambang Kota Medan
Lambang
Semboyan: Bekerja sama dan sama- sama bekerja untuk kemajuan dan kemakmuran Kota Medan metropolitan

Lokasi Kota Medan di Pulau Sumatera
Lokasi Kota Medan di Pulau Sumatera

Kota Medan is located in Indonesia
Kota Medan
Kota Medan
Lokasi Kota Medan di Pulau Sumatera
Koordinat: 3°35′N 98°40′E

Peta kecamatan di medan


Pembukaan Festival Melayu Agung tahun2012Suku Melayu merupakan salah satu suku asli di Medan yang pernah mengalami masa keemasan di era Kesultanan Deli.Kesultanan Deli sendiri masih eksis hingga saat ini walaupun sudah tak memiliki kekuasaan politik.

Perayaan Cap Go Meh (十五暝) di Vihara Maha Maitreya.






Masjid Al Osmani.

Majid Raya Al Mashun.

Gereja Bunda Maria Annai Velangkanni.
Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah, Sultan Deli IX (1873-1924).